Upacara HUT Korpri

Hari ulang tahun Korpri merupakan momentum untuk meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan yang ada di lingkungan SMA Negeri 6 Semarang, semangat untuk berkarya selalu menjadi yang terdepan dalam membangun kebersamaan di SMA Negeri 6 Semarang

SMA Negeri 6 Peduli Sesama Terdampak Covid-19

Civitas akademika SMA Negeri 6 Semarang memberikan bantuan kepada keluarga miskin yang terdampak Covid-19 di Kota Semarang dan sekitarnya. Bantuan ini diharapkan meringankan beban dari keluarga yang terdampak langsung akibat mewabahnya virus Covid-19

Tasyakuran HUT Korpri

Rasa syukur civitas akademika SMA Negeri 6 Semarang dalam memperingati HUT Korpri diwujudkan dalam bentuk tumpengan, semoga kedepannya SMA Negeri 6 Semarang akan selalu mendapat ridho Allah SWT dalam setiap langkah gerak memajukan dunia pendidikan di Kota Semarang

Pelepasan Peserta Didik Kelas XII Tahun Pelajaran 2018/2019

Pelepasan peserta didik kelas XII SMA Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019, Tanggal 17 Mei 2019 bertempat di gedung UTC Unnes Semarang

Selasa, 11 Agustus 2020

KUNJUNGAN GUBERNUR JAWA TENGAH KE SMA NEGERI 6 SEMARANG


Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendorong para guru dan kepala sekolah lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa. Hal ini agar proses belajar jarak jauh atau daring dapat berjalan efektif.

"Selain dukungan orang tua siswa yang mendampingi serta tersedianya sarana prasarana, kreativitas dan inovasi para guru juga dibutuhkan agar pelaksanaan pembelajaran daring berjalan efektif. Seperti penggunaan aplikasi Schoology yang digunakan para guru di SMAN 6 Semarang," ujar Ganjar di sela meninjau proses pembelajaran daring di SMAN 6 Semarang, Selasa (11/8/2020).

Gubernur menilai, aplikasi mobile yang dapat diunduh dari semua perangkat gawai tersebut efektif dan efisien karena tidak berbayar alias gratis. Sehingga tidak semakin memberatkan para siswa yang sudah terbebani pembelian kuota selama pemberlakuan pembelajaran daring. 

"Selama ini yang sering menjadi kendala dalam pembelajaran daring ada tiga yaitu sinyal, kuota, dan gawai. Kalau pakai aplikasi Zoom atau lainnya kan berbayar, tapi kalau menggunakan aplikasi Schoology ini kan lebih meringankan pengeluaran," katanya.

Ganjar juga meminta agar guru mata pelajaran olahraga semakin kreatif untuk mengajarkan para murid bagaimana menjaga kesehatan diri supaya terhindar dari COVID-19.

“Mulai dari olahraga, konsumsi makanan sehat, dan menjaga kebersihan. Kalau pagi suruh absen sambil olahraga gerakan ringan seperti lari atau push up. Kemudian aktivitas mereka direkam lalu kirim kepada gurunya. Langsung praktik, kalau teori itu gampang nanti saja diajarkan kalau sudah tidak pandemi," pintanya.

Tidak hanya memantau dan berdialog dengan para guru yang sedang melaksanakan pembelajaran daring dari sekolah, Gubernur Ganjar juga berkeliling ke ruangan laboratorium, perpustakaan, serta sudut-sudut halaman sekolah untuk mengecek kondisi sarana prasarana sekolah serta fasilitas dan panduan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di lingkungan sekolah. 

Saat memasuki gerbang masuk, gubernur mengapresiasi poster berisi panduan kembali bekerja di kantor yang terpampang di tembok. Dalam panduan tersebut, dijelaskan secara detail mengenai hal-hal yang perlu dipersiapan sebelum berangkat, penggunaaan transportasi publik, dan saat di ruang kerja. Antara lain memakai masker, jaga jarak, dan sering mencuci tangan pakai sabun.

"Tidak kalah penting ketika memasuki kantor, jangan lupa cek suhu badan, hindari berbagi penggunaan alat kerja, hindari rapat tatap muka langsung. Kemudian saat meninggalkan kantor hingga sampai rumah, ganti alas kaki, cuci pakaian pakai detergen, mandi dan cuci rambut sebelum berinteraksi dengan keluarga," jelasnya.

Kepala SMAN 6 Semarang Lukita Yuniati menjelaskan, selama pelaksanaan pembelajaran daring tidak mengalami kendala berarti. Hanya ada dua siswa kembar yang kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh karena hanya memiliki satu gawai. Namun pihaknya akan mengupayakan penyediaan gawai untuk anak tersebut memggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Sekolah ini terdapat 36 kelas, masing-masing kelas ada 36 siswa. Kami selalu memberikan kelonggaran bagi anak yang tidak mempunyai gawai atau terlambat mengikuti pembelajaran daring. Mereka kami beri kelonggaran waktu dalam mengumpulkan tugas. Pembelajaran daring dimulai pukul 08.00-12.00, untuk pengumpulan tugas setelah jam 12.00," katanya.